Colidan, Obat Penyakit Maag Sahabat Keluarga
Saya tidak memiliki riwayat sakit
maag. Begitu pula anggota keluarga saya. Tetapi yang namanya penyakit tidak
pernah pandang bulu. Tidak pernah pilih-pilih orang tertentu.
Mungkin itu yang pernah saya
alami dengan penyakit satu ini. Kesibukan sebagai seorang guru kadang kala
mengharuskanku tidak menjaga pola makan. Apalagi menjelang ujian mid semester
atau akhir semester. Makin sibuklah para guru tersebut. Mengoreksi ujian,
mengisi nilai di raport dan lain sebagainya. Hingga terkadang makan pun terlupakan
karena fokus pekerjaan tersebut. Tak pelak sakit maag pun menyapa saya. Ditambah lagi kebiasaan saya yang kurang begitu suka minum obat penyakit maag.
Saya masih ingat betul hari
tersebut. Sore itu setelah selesai mengisi semua raport. Tiba-tiba perut ini
terasa sakit dan melilit. Mungkin hanya sakit perut biasa, anggap saya. Tetapi
rasa sakit ini tak kunjung reda.
Sebagai ibu yang mungkin lebih
mafhum dan peka, menanyakan perihal kesakitan saya.
“Kamu kenapa, Nduk?”
“Tidak tahu, Bu. Tiba-tiba perut
saya sakit melilit begini.”
“Tadi siang sudah makan?”
Saya hanya menggelengkan kepala.
Bertanda tidak.
“Ya Allah gusti, Nduk! Bisa jadi itu sakit maag lho. Jangan sampai telat makan to. Pekerjaan sih pekerjaan,
tapi kalo sampai buat kamu sakit. Buat apa coba?”
Ibu segera pergi ke belakang.
Membawakan sepiring nasi lauk, segelas air dan sebuah obat penyakit maag.
“Ini makan dulu, Nduk. Habis itu
minum obat ini. Yang namanya manusia memang tidak pernah mengharapkan sakit,
Nduk. Tetapi kalau kita sendiri saja tidak pernah mau menjaga kesehatan tubuh,
ya jangan harap mau sehat.”
Dengan lahap saya menghabiskannya
dan segera minum obat sakit maag pemberian ibu.
“Ini obat nopo, Bu?”
“Itu Colidan, Nduk. Obat yang
manjur buat mengobati sakit maag. Buat jaga-jaga kalau di rumah ini ada yang
sembrono kayak kamu tadi. Setelah minum obat, segera mandi terus sholat Ashar,”
ujar ibu seperti biasa dengan segala murah senyumnya. Tidak pernah sekalipun
ibu memarahi anak-anaknya dengan ucapan kasar.
Ibu selalu mengingatkanku untuk
selalu membawa Colidan di dalam tas. Sebagai jaga-jaga. Bukankah
mencegah itu lebih baik daripada mengobati, ujar beliau. Karena mobilitas saya
yang begitu penuh dan padat tidak jarang membuat saya harus terlambat makan
siang.
Jadi bagi sobat yang kebetulan
juga punya kondisi seperti saya, sediakan Colidan setiap saat. Karena selain
meredakan gejala maag, bisa juga mengobati maag kronis kok. Kandungan Colidan
yang merupakan ekstrak ganggang cokelat cokela tatau biasa disebut fucoidan
membantu membentuk lapisan di lambung. Namun, yang perlu selalu kita ingat.
Jaga pola makan kita secara teratur dan istirahat yang cukup. Dan jangan lupa
minum Colidan sebagai suplemen asam lambung.
Bukankah ada pepatah mengatakan,
sedia payung sebelum hujan. Sedia Colidan sebelum sakit maag menyerang, hehehe. Dan
Colidan tak ubahnya ibu untuk anaknya yang masih bandel seperti saya
ini.
Terima kasih Colidan.
Terima kasih Mbak Tri,
ReplyDeleteBisa nanti saya coba kepada sanak keluarga yang punya riwayat maag.
Sama-sama Mas Andre, terima kasih sudah mampir
DeleteDicoba tidak ada salahnya kok :D